Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KISAH UMAR BIN KHATTAB, KEBIJAKANNYA TERHADAP WABAH THA'UN

 

KEBIJAKAN UMAR BIN KHATTAB TERHADAP WABAH THA'UN



Mari kita belajar dari kisah kholifah Umar Bin Khattab Radiyallahu anhu. beliau mengambil kebijakan tatkala terjadi wabah atau pandemic Tha’un di masa kepemimpinannya pada tahun 17 atau 18 H (baca kitab shahihain dan Badzl al-Ma’un karya Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani, hal.241-249).

Sebagai kepala negara saat itu, beliau mengadakan perjalanan dari Madinah menuju Syam bersama para Sahabat-sahabat Nabi Muhammad , dengan tujuan untuk menguatkan pasukan Muslimin di Syam dan membagi harta warisan para shahabat

Setiba di Sargh, sebuah perkampungan ke arah Syam di penghujung wilayah Hijaz, Khalifah Umar berjumpa dengan rombongan Abu Ubaidah al-Jarrah. Ketika itu, Abu Ubaidah menyampaikan kabar perihal wabah Tha’un, yang telah menyebar luas di Kota Syam.

Seketika itu pula Khalifah Umar mengadakan musyawarah dengan para pemuka Muhajirin dan para pemuka Anshar, menyampaikan masalah wabah ini dan meminta pendapat mereka.

Akhirnya Khalifah Umar mengambil keputusan bahwa seluruh rombongan tidak jadi memasuki Syam dan memilih kembali ke Madinah.

Mendengar keputusan Khalifah Umar, Abu Ubaidah yang menjadi pemimpin pasukan di Syam, menyampaikan keberatan, seraya berkata, “Apakah (dengan keputusanmu itu) engkau hendak lari dari ketentuan (qadha) Allah?”

Khalifah Umar langsung menyambut, “Andaikan yang bicara seperti itu bukan engkau wahai Abu Ubaidah, tentu aku….” Khalifah Umar tidak melanjutkan.

Mungkin Khalifah Umar menghargai Abu Ubaidah sebagai pemimpin Syam ketika itu,

Lalu Khalifah Umar melanjutkan jawabannya:

نَعَمْ نَفِرُّ مِنْ قَدَرِ اللَّهِ إِلَى قَدَرِ اللَّهِ، أَرَأَيْتَ لَوْ كَانَ لَكَ إِبِلٌ هَبَطَتْ وَادِيًا لَهُ عُدْوَتَانِ، إِحْدَاهُمَا خَصِبَةٌ، وَالأُخْرَى جَدْبَةٌ، أَلَيْسَ إِنْ رَعَيْتَ الخَصْبَةَ رَعَيْتَهَا بِقَدَرِ اللَّهِ، وَإِنْ رَعَيْتَ الجَدْبَةَ رَعَيْتَهَا بِقَدَرِ اللَّهِ؟

“Benar, kita lari dari takdir Allah, kepada takdir Allah yang lain. Apa pendapatmu andaikan engkau mempunyai sekumpulan onta yang memasuki dua jenis lembah, yang satu lembahnya subur dan satunya lagi tandus. Andaikan engkau menggembalakannya di lembah yang subur, maka sebenarnya itu atas takdir Allah, dan andaikan engkau menggembalakannya di lembah yang tandus, maka sebenarnya itu atas takdir Allah pula?.”

Artinya, Khalifah Umar ingin menjelaskan bahwa menyelamatkan diri dari penyakit dan kembali ke Madinah serta menutup jalan menuju ke kawasan wabah juga merupakan takdir Allah SWT.

Pada saat Khalifah Umar dan Abu Ubaidah bermusyawarah, tiba-tiba muncul Abdurrahman bin Auf, seraya menjelaskan, “Aku pernah mendengar Nabi   bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَقْدَمُوا عَلَيْهِ، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ

“Jika kamu sekalian mendengar ada wabah berjangkit di suatu daerah, maka janganlah kalian mendatanginya, dan jika wabah berjangkit di suatu daerah dan kalian berada di sana, maka janganlah kalian keluar dari sana untuk melarikan diri dari wabah tersebut.”

Mendengar hadis Nabi Muhammad  ini, Khalifah Umar langsung mengucapkan alhamdulillah, dan pada akhirnya Khalifah Umar bersama rombongannya memutuskan kembali ke Madinah. Sementara Abu Ubaidah dan rombongannya kembali pula ke Syam.

Dari kisah ini, kita bisa mengambil hikmahnya yakni :

Mari kita ikuti arahan pemerintah tentang protokol kesehatan, karena sesungguhnya dengan mengikuti protokol kesehatan itu merupakan ikhtiar menuju takdir Allah yang lebih baik untuk menjaga dan melindungi kita, keluarga dan lingkungan sekitar kita.

Semoga Allah menjaga dan melindungi kita, dan Allah akhirkan virus corona ini. Amien ya robbal alamin  

Hafiz Adriansyah
Hafiz Adriansyah Aku hanya seorang guru mengaji dan guru Agama Islam di sekolah Highscope Indonesia. Aku Alumni Gontor dan Al-Azhar Mesir. Semoga tulisan ini menambah wawasan dan ilmu yang bermanfaat untuk kita semua. Amien

Posting Komentar untuk "KISAH UMAR BIN KHATTAB, KEBIJAKANNYA TERHADAP WABAH THA'UN"